Wednesday, March 27, 2013

Ide dan gagasan

Alam semesta beserta apa yang ada di antaranya adalah sumber inspirasi kita untuk mendapatkan sumber ide-ide yang kreatif. Allah subhanahu wata'alla memerintahkan kita menggunakan akal untuk memikirkannya. Pemikiran itu muncul dan kita melakukan pengamatan,pengkajian,perenungan,dan mengambil kesimpulan lalu bertindak.

Salam sukses dunia akhirat untuk muslim dunia.



Tuesday, March 26, 2013

Mindset enteprenuer Moslem

Mental Ekonom / Pebisnis Islam

Alloh menjadikan manusia masing – masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong menolong, tukar – menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing – masing, baik dengan jalan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam,atau perusahaan yang lain, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Dengan cara demikian kehidupan masyarakat menjadi teratu dan subur, pertalian yang satu dengan yang lainpun menjadi teguh.

Membicarakan ekonomi ummat Islam saat ini, banyak sisi – sisi yang perlu kita simak. Mulai dari etos kerja seorang muslim, tata managemennya, kesempatan peluang kerja yang disodorkan ke arahnya, serta persoalan modal yang sama sekali kurang memadai. Tapi yang paling serius , persoalan penting yang dihadapi ummat kita adalah sikap mental sebagai ekonom atau pengusaha. Anak – anak muslim yang menempuh pendidikannya, orientasi terakhir mereka adalah bagaimana bisa bekerja di perusahaan – perusahaan maju, gaji besar, meski itu bukan perusahaan orang Islam. Kadang kala ada anak – anak pengusaha musli justru dididik agar bisa jadi pejabat. Lain dengan orang non muslim, mereka mendidik anak – anaknya untuk menjadi bisnisman dan melarang untuk menjadi pegawai. Karena mental seorang pegawai itu hanya cukup disuruh kesana kemari saja tidak punya pendirian.

Jadi, kalau ada pebisnis kita yang kurang maju , itu disebabkan oleh sikap mental mereka yang salah. Ada tiga sikap pebisnis dalam menhadapi bisnisnya. Pertama asal jalan. Asal cukup untuk makan, ya sudah. Artinya mereka tidak menghendakai kemajuan. Ketiga adalah mereka yang terus menerus mengusahakan kemajuan bisnisnya.

Sikap mental ummat kita saat ini memanglah begitu siap. Padahal sikap inilah yang menjadi tolak dari persoalan itu. sikap mental yang tinggi, mendorong terwujudnya kepribadian dalam pemenuhan lahir batin. Sikap bisnis seseorang itu terpola dari sikap hidupnya. Hal inilah yang membentuk etos kerja.

Idealisme untuk mewujudkan ekonomi umnat Islam yang tangguh, lebih dahulu kita bisa berkaca dari sistem umat Islam secara perseorangan. Saat ini, jangankan bisa membentuk ekonomi umat secara kolektif, untuk mencapai ekonomi perorangan yang melebihi standart saja kita masih terseok – seok. Sebab sarat utamanya belum kita miliki, yaitu mental ekonom atau pebisnis.

Yang juga menyebabkan lemahnya ekonomi ummat Islam kini, adalah lemahnya persatuan dikalangan para pengusaha Muslim. Mereka masih lebih menonjolkan sikap individualnya daripada sifat kooperatifnya. Sampai – sampai kalau ada teman pengusaha muslim gulung tikar, mereka tenang – tenang saja. Bahkan ada yang mengupayakan agar usaha rekannya itu cepat mati. Ukhuwah Tijariyah diantara para pengusaha muslim belum terbentuk.
Kalau kita tarik kesimpulan, maka ada tiga hal utama penyebab ketertinggalan perekonomian umat Islam ini yaitu lemahnya SDM yang mengakibatkan tidak memiliki mental ekonom / bisnisman. Lemahnya ketrampilan teknis sehingga membuat lemahnya jiwa berusaha dan lemahnya iman dan keyakinan.

Untuk mengatasinya, maka perlu diupayakan pengembangan SDM, penyediaan dan peningkatan modal usaha, serta peningkatan solidoriras sosial. Dengan demikian bisa diharapkan ekonomi umat Islam bisa lebih maju melebihi ekonomi umat lain, sehingga ummat Islam terhindar dari kemiskinan. Sebab kemiskinan itu bisa berakibat fatal pada akidah. “Kefakiran itu bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir” (Al – hadist). makna yang tersirat dari hadits ini adalah agar ummat Islam berusaha menjadi kaya.


Thursday, March 21, 2013

Prinsip-berbisnis dalam Islam

Islam memandang dunia ini bukan sebagai sesuatu yang hina dan harus dihindari. Tapi Islam mengajarkan agar bisa dimanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan akhirat (al dunya mazra’at al akhirah), Al Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber utama umat Islam banyak memberikan penjelasan tentang bagaimana sikap terbaik yang harus dilakukan dalam kehidupan di dunia ini.Selain memberikan kebebasan kepada pemeluknya untuk melakukan usaha (bisnis), Islam juga memberikan beberapa prinsip dasar yang menjadi etika normatif yang harus ditaati ketika seorang muslim akan dan sedang menjalankan usaha.

Beberapa prinsip di bawah ini sangat jelas membedakan antara prinsip ekonomi Islam dengan prinsip Kapitalisme dan Sosialisme.PertamaProses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas wajib. Rasullulloh SAW bersabda,

“Berusaha untuk mendapatkan penghasilan halal merupakan sebuah kewajiban, di samping tugas-tugas lain yang diwajibkan” (HR. Al-Baihaki).

Juga dalam surat At-Taubah ayat 105, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan meliat pekerjaanmu”.

Kedua. Harta yang kita cari haruslah rizki yang halal. “Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah: 275).

Nabi Muhammad SAW bersabda; “Daging yang tumbuh dari suatu yang haram tidak akan masuk surga, sedangkan neraka lebih sesuai bagi semua daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram” (HR. Jabir).

Ketiga. Bersikap jujur dalam menjalankan usaha. Abu Sa’ad meriwayatkan,

Rasullulloh SAW bersabda:
“Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya dakan dmasukkan dalam golongan para nabi, orang-orang jujur dan para syuhada” (HR. Tirmidzi)

Keempat. semua proses yang dilakukan dalam rangka mencari rezeki haruslah dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga ridha Allah merupakan tujuan utama dari aktivitas bisnis kita. “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung” (QS. Al Jumu’ah : 10).

Kelima. bisnis yang akan dan sedang dijalankan jangan sampai menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Aspek kesinambungan dan keselarasan dengan alam menjadi suatu keharusan. Islam memberikan keistimewaan bagi manusia untuk menjadi khalifah di alam dunia ini, sehingga kita harus bisa mengatur kehidupan ini lebih berkeadilan, terhadap semua mahluk Allah seperti lingkungan hidup. Harus ada perubahan paradigma bahwa seluruh kekayaan alam ini bukan merupakan warisan dari nenek moyang, yang sekehendaknya dihabiskan dengan seenaknya. Harusnya berpikir untuk mengelolanya dengan lebih baik karena anak cucu kita meneruskan kehidupan di muka bumi ini.

Keenam. Persaingan dalam bisnis bukan menjadi persoalan yang tabu, tapi justu persaingan dijadikan sebagai sarana untuk bisa berprestasi secara fair dan sehat (fastabikul al-khayrat). Kalau Allah tidak menghendaki adanya persaingan, maka tentu Allah tidak akan menciptakan kita dalam beragam etnis dan budaya yang berbeda. Adanya persaingan justru harus bisa memacu umat Islam untuk menjadi umat yang terbaik (khairu ummat). Jadikanlah sebagai partner untuk memicu kita agar menjadi manusia-manusia yang kreatif dan terus berinovasi untuk menghasilkan prosuk-prosuk baru.

Ketujuh. Dalam menjalankan bisnis tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan. Islam mendorong pemeluknya untuk menjadi manusia-menusia yang tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapai dan selalu haus akan adanya penemuan-penemuan baru. Allah SWT berfirman, “Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (QS. Al-Insyirah: 7)

Kedelapan. Menyerahkan setiap amanah kepada ahlinya, bukan kepada sembarang orang, sekalipun keluarga sendiri. Rasullulloh SAW bersabda, “Jika suatu urusan diserahkan kepasa (orang) yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya”. Dari hadits ini menunjukkan harus adanya prinsip profesionalisme kerja. Dalam surat An-Nisa ayat 58, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu untuk menyerahkan amanat kepada ahlinya dan jika kamu memutuskan suatu perkara di antara menusia, hendaknya kamu putuskan dengan adil”.

Sunday, March 17, 2013

Menuju Khalifah ekonomi bisnis

Assalamualaikum sahabat EMC.

EMC grub of bisnis adalah kepanjangan dari Entreprenuer Moslem Community yang mulai tumbuh berkembang sebagai salah satu jalan menuju khalifah dari bidang ekonomi bisnis yang mulai tumbuh pesat seiring makin banyaknya pemuda "melek" Islam dari media Internet.

Alhamdullilah, telah banyak jejaring sosial yang berfokus pada bahasan dakwah,kristologi,silaturahmi,jihad,debat lintasan agama,ilmu fiqih,motivasi Islami, berita mujahidin,dan masih banyak lagi.

Namun, sering kesadaran hal itu kekhawatiran akan berlarut-larut dengan dunia maya yang tanpa disadari menyita banyak waktu dari kehidupan kita beraktivitas di dunia nyata menjadikan blog ini di terbitkan sebagai sarana bertindak di dunia yang sebenarnya.

Membangun Islam dari berbagai aspek kehidupan yang selaras dan saling melengkapi dunia akhirat. Ekonomi bisnis adalah salah satunya. Berhenti berkeluh kesah akan kemiskinan, sempitnya lowongan kerja, dan biaya yang tak terjangkau. Ciptakan peluang meraih sukses diri dengan wirausaha, menciptakan peluang kerja, dan turut serta andil dalam perekonomian.

Jadikan Islam khalifah dalam ekonomi dunia mulai dari diri sendiri,mulai melakukan aktivitas ekonomi kecil-kecilan, dan ayo bertindak sekarang juga.

Salam sukses Dunia Akhirat untuk muslim dunia.

Wednesday, March 13, 2013

Bersyukurlah dan Berfikir Besar

Assalamualaikum sahabat EMC.

Alhamdullilah, tidak ada kalimat yang lebih indah selain mengucap kata syukur terhadap semua nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita.

Paling tidak saya dan Anda semua bisa mengakses Internet untuk membaca tulisan ini. Dan saya dapat pastikan kita dalam keadaan yang sehat dan lebih baik dari mereka di luar sana yang mungkin sudah terbakar matahari pagi untuk menghasilkan rupiah demi rupiah.

Sahabat,saya mereview perjalanan hidup yang telah saya lewati sampai detik ini. Bahwa tidak sedikitpun semua yang didapatkan dengan kebetulan, paling tidak bermula dari mimpi besar lalu berfikir besar dengan mewujudkannya dengan langkah kecil dan sedikit demi sedikit.

Tentu saya dapat pastikan dan sangat yakin sekali bahwa semua yang saya dapatkan adalah atas karunia dan izin Allah. Terlepas seberapa besar daya upaya kita. Namun, jika saya katakan bahwa "berusaha saja Allah belum tentu kabulkan, apalagi tidak berusaha".

So bersyukurlah dengan keadaan kita sekarang, dan berfikirlah untuk mewujudkan mimpi besar Anda saat dari hal terkecil lalu lakukan saat Ini juga.

Salam sukses dunia akhirat.
Wassalamualaikum.

MENUJU BULAN RAMADHAN


-

 

© 2013 emc media . All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top